Tazkiyatun Nafs


Alhamdulillah, kita bertemu kembali lagi di laman ini. Semoga ketika anda mengklik blog ini, akan terjadi pencerahan hati,  kecintaan akan Alloh dan Rasul-Nya semakin meningkat serta kerinduan akan negeri akhirat semakin besar dan menjadi pemicu untuk selalu dalam ketaatan. Amin
Ibarat pisau bermata dua : ia bisa menjadi organ yang tubuh yang paling taat, atau menjadi yang paling bermaksiat; mendorong pemiliknya untuk mengorbankan jiwa dan raga, atau membujuknya menjadi pecundang; memotivasi kekerasan tanpa belas atau pengabdian tanpa batas.
Ialah yang menentukan hitam putihnya akhlaq seseorang. Ia pula yang menjadi barometer “keberesan” seluruh anggota tubuh” jika ia baik maka baiklah seluruh anggota tubuh, namun jika buruk, maka buruklah seluruh anggota tubuh”, demikian sabda Nabi. Karena itu perbaikan, dan perawatan kondisi hati merupakan kebutuhan bagi kita yang tidak mungkin kita abaikan.
Dengan demikian laman ini dipersembahkan untuk membahas konsep penyucian hati menurut ulama salafushshalih.
Tazkiyatun An-Nafs/ membersihkan jiwa merupakan tugas salah satu tugas yang di emban Rasulullah saw, Allah SWT berfirman
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٢)

2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Karena itu siapapun yang mengharapkan Allah SWT dan hari akhir, mesti memperhatikan kebersihan jiwanya. Allah SWT juga telah menjadikan kebahagiaan seorang hamba tergantung kepada tazkiyatun an nafs. Hal ini di sebutkan dalam Al-Qur’an setelah di sebutkannya sebelas sumpah yang beruntun. Suatu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh hal lain.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا (١)

1. demi matahari dan cahayanya di pagi hari,

وَالْقَمَرِ إِذَا تَلاهَا (٢)

2. dan bulan apabila mengiringinya,

وَالنَّهَارِ إِذَا جَلاهَا (٣)

3. dan siang apabila menampakkannya,

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا (٤)

4. dan malam apabila menutupinya[1579],

[1579] Maksudnya: malam-malam yang gelap.

وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا (٥)

5. dan langit serta pembinaannya,

وَالأرْضِ وَمَا طَحَاهَا (٦)

6. dan bumi serta penghamparannya,

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (٧)

7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (٨)

8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (٩)

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (١٠)

10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Kata tazkiyah berarti membersihkan atau mensucikan. Karena itulah sedekah harta dinamakan zakat. Artinya, dengan dikeluarkan hak Allah SWT dari harta itu, ia menjadi suci, bersih.
Milik Allah-lah segala puji dan anugerah. Dia pelindung kita dan kepada-Nya kita akan kembali.
(sumber rujukan : “tazkiyatun nafs, konsep penyucian jiwa menurut ulama Salafushshalih”Pustaka Arafah Mei 2007”)
  Ada pun pembahasan tazkiyatun nafs ini terdiri dari
2. Niat
3. Ilmu
4. Hati
5. Zuhud
6. Nafsu
7. Muhasabah [intropeksi]
8. Sabar
9. Syukur
10. Tawakal
11. Mencintai Allah
12. Ridha
13. Raja’ [Berpengharapan kepada Allah]
14. Khauf [Takut kepada Allah]
15. Dunia
16. Taubat