Senin, 10 Desember 2007

Lima Nasihat Orang-orang Shalih Kepada Qarun

Nasihat Pertama :

“Janganlah kamu terlalu bangga: Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.”

Maknanya adalah janganlah kamu sombong terhadap apa yang kamu miliki dan merasa lebih baik daripada orang lain.

Ibnu Abbas berkata, “Orang-orang yang jahat, yang berlaku sombong adalah orang-orang yang tidak mau mensyukuri apa-apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya.

Nasihat kedua:

“Dan raihlah kehidupan akhirat dengan mendayagunakan apa-apa yang telah Allah SWT berikan kepadamu.”

Yakni gunakanlah harta tersebut untuk taat kepada Allah SWT supaya kamu mendapatkan pahala yang besar dari-Nya di akhirat kelak. Maksudnya, pergunakanlah harta tersebut untuk suatu amal yang dapat menuntun kamu menuju surga dan menempuh jalan tawadhu’(rendah hati).

Nasihat ketiga:

“Dan janganlah kamu lupa bagianmu di dunia!”

Yakni, harta-harta yang telah SWT perbolehkan untuk kamu miliki, baik makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, maupun pernikahan karena sesungguhnya kamu memiliki kewajiban untuk taat kepada Allah SWT, kewajiban untuk selalu menjaga dirimu, kewajiban menjaga keluargamu (anak-anak dan istri-istrimu)juga.... maka berikanlah hak mereka masing-masing sesuai porsinya. Ada juga yang mengartikan bahwa makna: Janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia adalah kain kafan.

Nasihat keempat:

“Berbuatlah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu.”

Yakni, berbuat baiklah kepada sesama dengan menafkahkan sebagian hartamu, sebagaimana Allah SWT telah bermurah hati kepadamu dengan memberikan karunia harta-Nya kepadamu.

Nasihat kelima:

“Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini.”

Yakni, janganlah kamu berbuat aniaya kepada mereka dan membuat kerusakan di tengah-tengah mereka. Maka, kamu memperlakukan mereka tidak sesuai dengan apa yang diperintah Allah SWT kepadamu sehingga Allah SWT menyiksa dan mengazabmu serta merampas darimu harta yang telah diberikan-Nya kepadamu.

Sumber Mafaihu Al-Gha’ib, dalam Musa VS Fir’aun hal.212

Tidak ada komentar:

Posting Komentar