Selasa, 08 Mei 2007

Catatan abi yang sedang merenung

Saat matahari terbit, di hari kamis tanggal 3 Mei 2007, di perkampungan Tipar, ketika anak dan istriku tertidur.

Alhamdulillah, aku berhasil menenangkan anakku,Zaki, saat susah untuk tenang dan tidur. Ya, semalam anakku Zaki sulit untuk tidur nyenyak. Tidurnya terganggu disebabkan gatal-gatal, dibagian, maaf, pantatnya. Aku tinggal saja tidur, sedangkan mereka berdua terbangun terus. Sebelum subuh aku bangun dari tidur, sementara anakku sudah bangun. Aku tinggal saja mereka berdua dan mengerjakan aktifitasku yang sifatnya sangat pribadi sambil sesekali menegur Zaki. Nah,. Setelah aku sholat subuh dan pulang dari masjid, aku gendong Zaki. Ketika aku hendak menggendong Zaki, istriku selalu menghalangi dan tetap berusaha menidurkannya secara paksa. Mungkin istriku marah-marah terus karena kurang tidur. Tetapi tetap saja Zaki tidak mau tidur malah menangis keras-keras sambil teriak.”abi,…..abi…..” aku pun tidak tega melihat Zaki lantas menggendongnya secara paksa dari ‘penguasaan’ istriku. Aku gendong sambil aku tanya zaki,”Zaki mau ngaji”
“ya, ngaji….mau”jawabnya. Aku bacakan qur’an surat Alfatihah, Al Ikhlash, Al Falaq, Annas, Al ‘Ala, Alma’un, dan Altakatsur. Setelah membacakan surah-surah tersebut ke telinga Zaki, dan menggendong dengan penuh kasih sayang, Zaki mau ditidurkan dengan tenang. Aku usap punggungnya dengan halus, selang beberapa lama, ia pun tertidur pulas. Alhamdulillah…..aku pun bisa bekerja untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk mencari order hari ini.
Hal ini, menunjukkan bahwasanya kalau anak kita merengek, menangis dan sulit diatur mungkin cara kita yang salah dalam meredakan kerewelannya. Cara-cara ilahiah tidak pernah kita coba, malah cenderung menggunakan cara yang keras dan arogan. Padahal anak juga butuh perhatian dan kasih sayang yang perasaannya masih bersih. Kita jarang atau tidak pernah memberlakukannya dengan penuh perhatian, dan sedikit sekali untuk mencoba untuk mengerti bagaimana perasaan anak. Cobalah kita sebagai orang tua untuk lebih sayang, lebih ber-empati, dan lebih perhatian kepadanya. Karena, biar bagaimana pun kalau kita telah berpulang ke rahmatullah, amal kita terputus, kecuali,
Dari Abu Hurairah RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW, telah bersabda : ”Bila seorang hamba telah meninggal, segala amalnya terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendo’akannya”
(HR. Bukhari, dalam Adabul Mufrad
).

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda.

Jam 6 lewat 32 menit, tulisan selesai di ketik, Zaki dan istriku pun sudah bangun…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar