Sabtu, 31 Maret 2007
Bismillahirrohmanirrohiim
Hari ini, sabtu malam ahad saat liburan maulid Nabi Muhammad tahun 1428 Hijriah. Tadi siang aku, anakku dan istriku tersayang pergi mengaji ke Pesantren Attaibin. Berangkat dari rumah jam 10.00 pagi, sesampainya disana jam 11.00 wib. Saya pergi lewat jalan Raya Bogor terus pas pertigaan Cilodong belok ke kanan arah ke Desa Pondok Rajeg nama Pondok Pesantren itu adalah(Pontren) At-Taibin, pontren milik Anton Medan, yang terletak Jln. Raya Kampung Sawah RT 02 RW 08, Bulak Rata, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.Alhamdulilah kami semua dimudahkan sama Alloh dalam perjalanan itu. Sehingga kami tidak kesasar. Diiringi niat yang kuat untuk menuntut ilmu, kami begitu semangat pergi ke sana. Setibanya disana kami disambut oleh akh Said dan istrinya. Aku dan said menuju kantor kepala sekolah berbincang-bincang dengan akh said tentang aktifitas-aktifitasnya dan kegiatan di Pesantren Attaibin. 25 menit kemudian, istriku datang ke kantor Pesantren menyerahkan zaki. Dari situ, aku bergegas menggendongnya dan aku ajak ke masjid. Setelah sholat Dzuhur di masjid bergaya kelenteng cina yang bernama Tan Hok Liang, Zaki kembali merengek ingin bertemu dengan uminya. Aku, zaki dan said bergegas ke asrama ustad yang terletak di belakang Kompleks pesantern Ataibin. Waktu makan siang, aku dan said keruang makan guru-guru yang letaknya selang tiga ruangan dari ruangan tempat keluarga said tinggal. Diruangan berukuran 3 x 4 meter, aku, dan guru-guru makan bersama-sama. Aku terheran, menunggu persiapan makan siang, kok gak datang-datang. Ternyata makan siang sudah tersedia, yaitu hanya nasi dimangkok, telor dadar dan semangkok sayur untuk rame-rame. Langsung saja, aku santap sambil sebelumnya aku mengaduk-aduk nasi dengan sayur sawi putuih yang ada, biar membangkitkan selera makanku. Alhamdulillah selera makanku ada dan akhirnya sedikit demi sedikit nasi habis juga. Aku teringat dengan Dauroh, dengan peralatan makan dan lauk-pauk seadanya kami semangat makan. Aku teringat dengan keadaan dulu. Aku teringat dauroh. Dengan kesederhaan mereka tetap semangat mengajar untuk santriwan dan santriwati yang bandel-bandel. Dai-dai yang penuh keikhlashan memberikan ilmunya tanpa pamrih, dengan kesederhaan. Bahkan seorang pimpinan pesantrennya pun tetap rela, rido dan semangat meski hanya makan denga seeping nasi berlaukkan ¼ telor dadar dan kuah sayur sisa dari guru-guru yang lain. Subhanalloh semoga Alloh membalas ketulusan Bapak dan Ibu Ustadz sekalian yang mengajar dan mendidik di Pesantren Attaibin. Amin.
Ketika selesai pengajian kami semua pamit kepada keluarga said. Diperjalanan aku menanyakan kepada istriku apa ia sudah makan siang. Ternyata belum makan, aku pun bergegas mencari warung nasi yang enak dan murah. Diperjalanan istriku cerita tentang pengajian, dan sikon pengajiannya. Subhanalloh, jeruknya begitu dinanti-nanti karena kondisi logistic yang sederhana. Alhamdulillah aku bersyukur keadaanku sudah lebih baik dari yang kemarin-kemarin, dalam hatiku yang paling dalam kami berencana untuk memberikan kejutan bagi keluarga said yang sedang menanti momongan. Semoga Alloh membalas ketulusan kalian semua dalam berdakwah di pesantren attaibin itu. Amin…….
Udah ah ngantuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar